proletar [sajak orang miskin]

/1/
bagaimana bisa,
sepotong roti ditukar dengan selembar kertas bernama uang?
padahal perutku lapar dan ingin kumakan roti itu, biar tak lapar
tapi kenapa harus kubawa selembar kertas untuk kutukar?
apakah nilainya sama, jika aku memakannya
selembar kertas itu sanggup menuntaskan laparku?

/2/
sampaikan pada ibu
kalau aku pergi mencari recehan
untuk kita bisa makan
untukmu bisa merasakan pendidikan
karena kita hidup melarat
di negeri yang kebanyakan pejabat
keparat!

/3/
seharian ini aku belum makan
bukannya tanpa alasan, bukan aku sok suci
dianggap puasa, disebut darwis atau pertapa, bukan!
aku belum makan, karena ingin merasakan
bagaimana rasanya perut lapar yang keroncongan
penderitaan yang dirasakan banyak orang yang mengais sampah di jalan-jalan
seharian ini aku belum makan
perutku lapar belum terisi makanan
mungkin benar celotehmu, mengutukku
aku hanya kurang kerjaan…

/4/
jika kita bisa hidup dengan nyanyian
maka aku akan bernyanyi, tralala trilili
tak peduli pagi, siang atau malam hari
jika kita bisa hidup dengan puisi
maka akan kutulis puisi untuk hidup ini
tentang keindahan, tentang cinta kita yang suci
jika kita bisa hidup dengan cinta
maka akan kupuja cinta, melebihi siapa saja
tapi ternyata, aku tak bisa hidup dengan itu semua
aku tak bisa hidup dengan nyanyian, cinta dan puisi
itulah sebabnya kenapa aku mencuri!

/5/
kami hanya orang miskin
yang tak punya apa-apa bahkan ikan asin
kami cukup makan sehari sekali
itupun kadang dengan nasi basi
yang kami bisa cuma bersabar, alhamdulillah
setidaknya kami tidak perlu mengorek-orek sampah
kami cuma bisa berdoa
semoga kelak kami jadi orang kaya…

0 komentar:

Posting Komentar