bagaimana mengukur rindu?

pagi ini mendung masih menyapa
aku masih terjebak dalam gores sebatang pena & kertas tipis di sudut jendela
ternyata bukan hal mudah mengabjadkan pikiran, apalagi jika itu berurusan dengan dirimu
menulis tidak pernah sesederhana mengolah garis
sementara rinduku bukan hanya bentuk, tapi juga warna, kata, & setumpuk remuk redam ingatan yg sibuk bertukar-sangka
aku tidak sempat bertanya siapa dirimu, pun sekadar mengeja namamu dalam ingatku
tapi untuk setiap catatan yang aku buat, dirimu sudah selalu hadir menyerupai tanda seru
aku tak percaya bahwa rasa sakit adalah sisi lain dari rindu
aku stuju bahwa apa yang ada tidak harus selalu kubaca sebagai luka
hanya saja apa yang tak mampu kuuraikan bisa saja membunuhku
& itu adalah dirimu...

barangkali untuk setiap kenangan selalu ada waktu untuk terlupakn
tapi tidak kali ini, tidak rasa ini
di pelupuk mataku sudah tumbuh pelangi sejak dirimu menjemput sunyi
tapi itu pula yang sering membuatku mati iseng oleh riuh tatapku sendiri
aku tak kunjung mengerti mengapa kalimatku retak sebelum utuh rinduku tercatat
sedang apa yang perlu kukutip, dari mendung, awan, tanah berbatu, dan senja yang kelabu
telah tersisipkan dalam catatanku...
luruhku diam, lirihku kusam, & rinduku semakin muram..
lalu bagaimana mengukur rindu?

0 komentar:

Posting Komentar